Halaman

Sabtu, 27 Februari 2010

Pameran Lukisan dan Karikatur Gus Dur 2010

Gus Dur memegang koran dengan berita utama (headline) berjudul "Heboh Karikatur Nabi Muhammad". Dengan enteng Gus Gur berkata, "Lha daripada membuat karikatur seperti ini, mbuat karikaturku aja. Amaan." Sosok lain yang identik dengan pelukis menimpalinya, "Nggak dicekal, malah dapat hadiah ya Gus?"

Itulah gambar yang memenangi Lomba Karikatur tentang Gus Dur yang digelar pada 2009, sebelum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Gus Dur boleh berpulang, tetapi pemikirannya terus hidup dan memberi inspirasi kepada bangsa ini.

Gus Mus, Sang Kiai Pembelajar

KH Achmad Mustofa Bisri, akrab dipanggil Gus Mus, ini mempunyai prinsip harus bisa mengukur diri. Setiap hendak memasuki lembaga apapun, ia selalu terlebih dahulu mengukur diri. Itulah yang dilakoninya ketika Gus Dur mencalonkannya dalam pemilihan Ketua Umum PB NahdlatulUlama pada Muktamar NU ke-31 itu.

Jumat, 26 Februari 2010

Melacak Hubungan Agama dan Kesenian



Oleh Aguk Irawan MN

Dalam konteks hubungan agama dan kesenian, kalangan pesantren selalu saja terbelah. Misalnya jika ada pameran lukisan, kelompok pertama dengan segera akan menyergap, tak ada gunanya, bahkan tindakan itu dianggap telah bersekutu dengan setan karena melanggar batas syar'i. Terkait jawaban ini, mereka biasanya lalu menyodorkan hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, “Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya di hari Kiamat adalah perupa.” Karena perupa (pelukis, pemahat dan pematung) dianggap “menyaingi” Allah, dengan “menciptakan” makhluk.

Anda Mencari Apa ?