Halaman

Rabu, 06 Januari 2010

Musta’in : LUKISAN MURAL SISWA SMA NU I Bakal didaftarkan MURI

Layaknya pelukis sejati, sejumlah siswa SMA NU I Gresik terlihat tampak serius, saat menorehkan kuas di dinding ruang kelas sekolahnya. Sementara, sejumlah siswa lainnya, sedang sibuk mengaduk campuran cat tembok, di dinding pembatas halaman sekolah.
Tak jarang, sapuan kuas salah seorang siswa itu mengenai seragam temannya. Beberapa kelompok siswa lainnya, sedang menggambar sketsa di sudut-sudut tangga bangunan bertingkat tiga tersebut.


Itulah suasana yang terlihat beberapa hari terakhir, di SMA NU I Gresik, Jl. Raden
Santri Kecamatan Gresik. “Saya ingin melukiskan beragamnya karakter yang dimiliki manusia,” kata Nur Faizah, siswa kelas 2 yang melukis gambar manusia setengah abstrak, di depan ruang kelasnya, saat Surya melihat hasil lukisannya, Jumat (17/2) siang.
Siswa-siswa tersebut, sejak Senin (13/2) lalu, memang diminta oleh Kris Adji AW, guru seni rupa untuk melukis mural, seni lukis yang menggunakan tembok sebagai media lukisan. Setiap kelas, dibagi menjadi 6-9 kelompok. “Setiap anggota kelompok sebelumnya diminta membuat desain awal lukisan. Lukisan yang terbaik itulah yang bakal dilukis keroyokan,” imbuh Nur Faizah.
Sementara, hasil lukisan yang terbaik masih akan dipi lih lagi. “Lukisan yang paling baik akan dilukis ditembok halaman sekolah,” tambah Yedi Wahyudin, siswa kelas 2 lainnya.
Menurut Kris Adji AW, kegiatan tersebut merupakan tugas pelajaran seni rupa. “Selain itu, kami ingin menstimulasi siswa dengan kegiatan yang positif,” terang Kris Adji yang mengajar seni rupa di SMA NU I Gresik sejak 20 tahun silam.
Dipilihnya lukisan mural, karena selama ini, Kris melihat banyak tembok-tembok di sejumlah sudut kota Gresik terdapat coretan-coretan. Karena itu, Kris lalu meminta kepada siswa kelas 2 sebanyak 8 kelas untuk melukis mural. Namun tugas yang semula hanya untuk siswa kelas 2 itu akhirnya berkembang.
“Siswa kelas 1 dan 3 juga ingin melukis mural, sebab mereka juga ingin kelasnya tampil menawan dengan lukisan mural, “sambung Kris yang juga penggiat Dewan Kesenian Gresik ( DKG).
Maka melukis mural pun tak sekedar menjadi tugas seni rupa, namun kea rah persaingan antar kelas untuk saling menampilkan karya terbaiknya. “ Lihat saja sendiri mereka sangat antusias. Bahkan ada kelompok siswa yang tak puas dengan bahan cat tembok jatah sekolah, akhirnya mereka urunan membeli cat lagi,” tambah alumni Seni Rupa IKIP Surabaya ini dengan bangga.
Jika kegiatan ini berakhir, sebanyak 60 lukisan mural masing-masing berukuran 2x2 meter bakal dihasilkan 400 siswa tersebut. Rata-rata lukisan bercorak dekoratif, yang memadukan kombinasi bidang dan warna dengan nuansa hiasan. “ namun ada juga yang la in, misalnya lukisan kartun
ala Jepang,” cerita Kris Adji.
Satu lukisan, rata-rata diselesaikan minimal dua hari.” Sebab, siswa melukisnya di sela-sela pelajaran sekolah, “ kata Kris Adji.
Kegiatan ini, bagi Kris Adji, dianggap kegiatan lanhka di Indonesia. ”Saya masih belum mendengar , ada sekolah yang dihiasi dengan lukisan mural. Kalaupun ada, lukisan itu di garap oleh tukang. Namun, di SMA NU 1 Gresik, lukisan mural hasil karya semua siswanya,” imbuh Kris Adji.
Karena itu, Kris Adji berobsesi kegiatan ini bakal tercatat di Musium Rekor Indonesia (MURI). “ Kami bakal mendaftarkan kegiatan ini ke MURI,” pungkas Kris Adji AW.
 Musta’in, lahir di Lamongan, 17 Oktober 1976. Lukisan SMA Assaadah Bungah ini tercatat sebagai mahasiswa semester akhir fakultas Psikologi UNMUH Gresik dan wartawan Harian SURYA.
(Tulisan ini pernah dimuat di Harian SURYA, 18 Februari 2006)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda Mencari Apa ?